Idul Fitri 1430 H dirumah cik gu hasanah

silahturahmi ke rumah guru tercinta bu hasanah di alah air selatpanjang. ada saya , wan firmannsyah dan lain lain

Rapat alumni di UMRI

Rapat pembahasan reuni akbar alumni perguruan mu'allimiin muhammadiyah selatpanjang yang dilaksnakan Di UMRI tanggal 9 Oktober 2011

Perguruan Mu'allimin Muhammadiyah Selatpanjang

Salah satu sekolah perguruan Mu'allimin Muhammadiyah Selatpanjang

Foto bersama Pak H. M. Nur ANPN

silahturahmi hari raya idul fitri 1432 H di Mesjid Taqwa Muhammadiyah Selatpanjang

Rumah Buya H. Ahmad Maulana

Rumah salah seorang pendiri Perguruan Mu'alimin Muhammadiyah yakni Bapak H. Ahmad Maulana di Jalan Mesjid Taqwa Kampung Baru

Rabu, 23 Mei 2012

Mental Health As Above Normal

By: Mara Suzana, S.Kom.I :

Mental yang sehat sering dibarengi dengan kenormalan, karena seseoang dikatakan mentalnya sehat apabila jiwanya normal. Mental yang sehat saling berhubungan dengan pribadi yang normal, pribadi yang normal saling adekuat (serasi, tepat) dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, sikap hidup sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.(1)

Meskipun mental yang sehat sering dihubungkan dengan pribadi yang normal, dan mental yang tidak sehat dihubungkan dengan pribadi yang tidak sehat, namun pada hakikatnya konsep mengenal mengenai normalitas dan abnormalitas itu sangat samar-samar batasnya. Sebab pola kebiasaan dan sikap hidup yang dirasakan normal oleh suatu kelompok tertentu, bisa dianggap abnormal oleh kelompok lain. Akan tetapi, kita dapat mengatakan sesuatu itu abnomal jika tingkah laku itu mencolok dan sangat berbeda dengan tingkah laku umum.

Pada umumnya setiap orang itu senantiasa memiliki mental yang sehat, namun karena suatu sebab ada sebagian orang yang memiliki mental yang tidak sehat. Orang yang tidak sehat mentalnya memiliki tekanan-tekanan batin. Dengan kepribadian seperti itu, kepribadian seseorang menjadi kacau dengan mengganggu ketenangannya. Gejala inilah yang menjadi pusat pengganggu ketenangan hidup. Orang yang bermental sehat akan merasakan suasana batin yang aman, tentram dan sejahtera, yang kesemuanya bertujuan untuk mencari ketenagan hidup.(2)

Untuk mengetahui secara jelasnya, sebaiknya kita lihat dulu apakah itu mental hygiene dan normal. Mental hygiene adalah mental yang seimbang, nah mental dikatakan seimbang apabila diri tanpa gangguan batin atau jiwa sehingga memiliki tujuan hidup dan dapat mencapai tujuan hidup itu, apabila dua hal ini terwujud maka dinamakan terwujud pulalah pribadi yang harmonis. Normal adalah seimbang, serasi, terpenuhi, yaitu seimbang jasmani dan rohaninya, serasi dengan lingkungannya, dan terpenuhi kebutuhannya.
Orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan hal-hal yang menimbulkan frustrasi.(3)

Nah, diatas terlihat keselarasan antara mental hygiene dan normal. Seseorang yang memiliki mental, harus memiliki pribadi yang normal. Namun menurut saya, pribadi yang normal itu belum sepenuhnya bisa dikatakan mental yang sehat, karena normal itu bersifat relatif, namun mental yang sehat harus memiliki pribadi yang normal. Jadi cakupan mental hygiene itu lebih luas dan tinggi daripada pribadi yang normal.

Referensi:
1. Kartini Kartono, 2000, Hygiene Mental, Bandung: Mandar Maju. Hal. 5.
2. Yusak Burhanuddin, 1999, Kesehatan Mental, Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 17.
3. Yusnitus Semiun, 2006, Kesehatan Mental 1, Yoyakarta: Kanisius. Hal. 50.

Memimpin dengan memberikan kontribusi



Seorang pemimpin yang hebat selalu bekerja keras dengan fokus untuk memberikan kontribusi maksimal buat organisasinya. Ia bahkan tidak menyukai sikap dan cara kerja yang terlalu banyak rencana, tapi tanpa tindakan nyata buat kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Baginya, kontribusi yang jelas dan terukur menjadi lebih penting dari sekedar kata - kata retorika yang tanpa arah. Pemimpin yang fokus pada kontribusi berkualitas untuk kemajuan organisasinya, akan selalu menyatukan semua ide - ide liar yang baik menjadi nilai yang bermanfaat buat organisasi. Ia akan menciptakan suatu visi dan nilai untuk membuat semua orang mencintai pekerjaan mereka hingga mau berkontribusi secara optimal buat kemajuan organisasi. Semua rencana yang mereka buat biasanya akan dikerjakan secara serius dan penuh antusias. Tiada kata - kata malas atau pun kata - kata tidak tekun dalam kamus kerja mereka. Pemimpin selalu bisa memberikan pencerahan dan motivasi buat semua orang dalam upaya mendapatkan kontribusi maksimal buat semua gerak dan langkah organisasi.

Memimpin dengan memberi kontribusi adalah sebuah sikap kepemimpinan yang tidak pernah kaku dalam ide dan gagasan, tetapi bersikap fleksible dalam disiplin tinggi untuk bisa menciptakan prestasi terbaik buat semua aspek kehidupan organisasi. Bagi sang pemimpin, semua orang harus bisa memimpin, paling tidak terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh masing - masing individu tersebut. Dan, setiap individu harus mampu memimpin diri sendiri untuk bisa memiliki tanggung jawab yang utuh dalam memberikan kontribusi terbaik buat organisasi, dan cara paling hebat buat seorang individu untuk memberikan kontribusi adalah dengan selalu terlibat dalam semua proses kerja organisasi dan memberinya kontribusi dengan cara - cara hebat.

Kontribusi artinya memberikan segala kemampuan, bakat, dan kemauan buat kesuksesan dari visi organisasi. Seorang pemimpin adalah seorang kontributor utama dalam menggerakan organisasi menuju tujuan utama, dan untuk itu diperlukan gagasan dan ide - ide yang selalu segar dalam membangkitkan hasrat kerja keras dari semua orang yang ada di dalam organisasi. Tidak ada hal yang lebih penting di dalam sebuah organisasi dibandingkan dengan kontribusi total dari semua staf dan pimpinan, khususnya buat para individu yang berani mengekspresikan ide - ide hebat untuk menciptakan visi yang jelas.

Memimpin dengan memberi kontribusi, artinya si pemimpin menempatkan organisasi sebagai pusat yang menerima berbagai gagasan, masukan, ide, dalam bentuk sebuah kontribusi yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi dalam upaya menghadirkan kinerja maksimal. Semua kontribusi yang bermanfaat buat organisasi adalah sebuah kekuatan yang bisa menggerakan perputaran dari semua aspek kerja organisasi secara maksimal.

Organisasi yang hebat tidak seharusnya hanya menggantungkan nasibnya ditangan si pemimpin saja, tetapi organisasi harus menjadikan dirinya sebagai pusat kekuasaan yang menerima kontribusi dari setiap individu yang ada bersama organisasi.

Memimpin dengan memberi kontribusi seharusnya bisa menjadi alat yang jitu dalam merangkul semua potensi sumber daya manusia organisasi, dalam upaya menghadirkan antusias dari semua orang yang terlibat terhadap visi yang diperjuangkan oleh organisasi.

Dengan melibatkan semua orang dalam berkontribusi kepada organisasi, maka sebuah energi positif yang kuat akan ada di dalam organisasi, dan hal tersebut akan mendorong semangat untuk menyatu dalam upaya mendapatkan prestasi dan kinerja organisasi yang optimal.

Pemimpin harus selalu bisa menunjukkan kualitas dirinya sebagai kontributor utama dalam semua aspek kerja organisasi, dan pemimpin juga harus bisa memompa semangat kerja, membangkitkan gairah kerja, dan selalu setia memberikan inspirasi buat kemajuan organisasi.