Kamis, 11 Oktober 2012

Profile Ketua DPRD Siak Zulfi Mursal, SH (Alumni)

Terlahir dari keluarga sederhana yang agamis dengan bingkai kemandirian yang diterapkan orang tuanya sejak usia dini, berbuah manis. Kini, setelah malang melintang ditubuh berbagai organisasi, baik kepemudaan, ormas dan partai politik, pemuda sederhana asal Kecamatan Sungai Apit berwasta Zulfi Mursal SH ini, duduk di kursi tertinggi pada ranah Legislatif Siak.

Tanggal 15 Juni 2011, adalah hari bersejarah bagi bapak berputra dua dan satu putri yang biasa disapa Zulfi ini, pasalnya pada tanggal tersebut, dirinya resmi dilantik sebagai ketua DPRD Siak menggantikan ketua DPRD lama mendiang H.Chairuddin Yunus. Sakralitas prosesi pelantikan dalam Rapat Paripurna Istimewa di Ruang sidang utama gedung Panglima Ghimbam dan dihadiri hampir 5000 undangan, seolah mengukuhkan sebuah pengakuan akan integritasnya selaku politisi muda yang cemerlang.

Mengingat masa kecilnya yang penuh keprihatinan dengan segala keterbatasan materi keluarganya, membuat politisi PAN kelahiran 1973 ini tidak berhenti bersyukur atas segala yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya. Dia sadar, apa yang dialaminya dimasa lalu, adalah jembatan dariNya yang harus dititi nya sebelum mencapai pulau harapan. "Jangan pernah salah sangka terhadap apa yang menimpa kita, karena kadang Allah SWT memberi sesuatu untuk kebaikan kita melalui hal hal yang kita anggap tidak baik. Intinya, jangan Suudzon pada Allah, Dia lebih tahu apa yang terbaik buat umatnya," tuturnya saat dijumpai wartawan, kemarin di Siak.

Mantan guru dan kepala sekolah Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Muhammadiyah Sungai Apit ini, mengaku akan berupaya sebaik mungkin demi kemaslahatan masyarakat Siak. "Jabatan adalah amanah, tentu harus berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan harapan masyarakat demi Siak kedepan. Dukungan dari masyarakat juga sangat menentukan karena selaku wakil rakyat harus pula berorientasi pada kepentingan rakyat," terusnya.

Suami Syafni Yanti yang diwaktu kecilnya sempat berjualan buah sebelum dan setelah pulang sekolah ini, sangat berterimakasih atas didikan ayah bundanya. Karena menurutnya, dengan kemandirian yang ditanamkan sejak kecil, telah membentuknya menjadi insan yang bisa mandiri, terbukti, hingga gelar Sarjana Hukum diraihnya, dirinya tidak melulu mengandalkan orang tua.

"Sewaktu SD, saya membantu orang tua dengan berjualan buah. Buahnya, bukanlah dapat membeli, tapi hanya bergantung pada tanaman yang ditanam ayah dikebun, atau menjualkan punya tetangga, jadi tidak tentu dan sangat tergantung musim, musim rambutan saya jual rambutan, musim durian ya jual durian, kadang nangka belakang rumah pun saya jual berkeliling dengan mengayuh sepeda ontel," ungkapnya mengenang masa sulitnya dahulu.

Pengalaman jadi pedagang musiman dilakoninya hingga tamat SD. Yang lebih terenyuh,kala memasuki tingkat MTs. lagi-lagi demi meringankan beban orang tua dan study nya, Zulfi kecil mesti melakoni pekerjaan "nyupir" alias "nyuci piring" di kedai lontong orang setiap pagi hingga siang, kebetulan Sekolahnya masuk sore. Setelah ditingkat MA, barulah dirinya banting setir menjadi guru les/prifat ngaji dari satu keluarga ke keluarga lain. "Intinya, asal halal, apapun saya lakukan demi membantu orang tua dan kelanjutan study," terus sekretaris DPD KNPI Siak yang pernah terdampar di Jakarta beberapa lama akibat tak punya ongkos pulang setelah nekad ikut tes di UGM Jogja tapi gagal.

Awan kelabu telah berlalu, kini langit benderang serta jalan lapang membentang. Walau untuk semua itu, jejak-jejak kakinya mesti menapaki berbagai organisasi, bertungkul lumus dalam partai politik dengan segala suka dukanya.

Berakhirkah perjuangannya ?, "Tidak ! anggaplah ini merupakan puncak karir, namun bukan titik akhir perjuangan. Bahkan inilah genderang yang harus selalu saya dengungkan ketika aspirasi masyarakat terabaikan, ketika hak masyarakat terpinggirkan," tegas Zulfi.

sumber : www.zulfimursal.com

0 komentar:

Posting Komentar